Senin, 09 Januari 2012

Pencegahan dalam kemalasan belajar

Faktor - Faktor Kemalasan Belajar Anak

Sebagai orang tua yang baik pasti menginginkan anaknya memiliki kemampuan belajar yang baik dan selalu memiliki respon yang bagus ketika di hadapkan dengan aktivitas yang namanya belajar. Kebanyakan orang tua mengeluh terkait dengan konsisi anaknya yang malas dalam belajar.

>>Faktor faktor tersebut antara lain:

1. Kondisi tempat belajar.
Yang di maksud tempat belajar disini adalah sekolah, rumah, perpustakaan ataupun tempat lainnya yang di gunakan untuk belajar. Tempat belajar ini harus tenang, nyaman, tenteram dan terhindar dari kegaduhan serta kebisingan yang dapat menggangu konsentrasi siswa. maka jika suasana tenang dan tentram suasana belajar akan menjadi kondusif, tranfer ilmu berjalan lancar.

2. Teman dalam belajar bisa guru ataupun teman-teman lainnya.
Teman disini adalah guru yang bisa diajak diskusi dan teman sepenanggungan dalam belajar sehingga terdapat persepsi yang sama tentang aktivitas yang di lakukan. Kontradiksi tidak ada sehingga kebingungan anak terkait kegiatan tersebut dapat di hindarkan, sehingga anak menganggap bahwa belajar itu mudah dan yang di mengerti atau di maknai oleh dia juga sama dengan pengertian orang lain di sekitar.

3. Motivasi dalam belajar.
motivasi adalah dorongan dari dalam diri setiap individu anak. Jika anak tidak memiliki motivasi belajar, terus bagaimana dia mau belajar? Tidak ada dorongan yang di terimanya. Maka penting bagi kita memberi motivasi kepada anak terkait motivasi atau dorongan dalam kita melaksanakan kegiatan belajar.

4. Dukungan pihak lain dalam belajar.
dukungan adalah konsumsi mental anak. Dengan kita memberikan banyak dukungan dan perhatian kepada anak, berarti kita telah membantunya dalam proses belajarnya. Sebab setelah itu pasti anak tinggal melaksanakan saja apa tugasnya selanjutnya berjalan sesuai dengan apa yang di berikan kepada anak.

5.  Arti belajar itu sendiri.
Banyak orang salah mengartikan apa itu belajar?
kalau kita salah mengartikan maka susahlah bagi meningkatkan kemampuan belajar kita. 
kebanyakan orang mengartikan belajar adalah bagi anak anak, bagi remaja, bagi orang muda ataupun hanya bagi orang yang bersekolah atau kuliah. Padahal tidak. Belajar adalah untuk selamanya, belajar adalah sepanjang usia kita, belajar adalah bagi semua jenjang usia maupun umur. maka kita harus menanamkan hal tersebut bagi anak-anak kita supaya mereka paham bahwa belajar adalah tidak terbatas umur dan itu dilakukan untuk dirinya sendiri.

Dengan memahami berbagai faktor tersebut, hendaknya kita paham tentang akar masalah dan solusinya bagi anak anak kita supaya anak didik kita menjadi anak yang cerdas, pandai dan terhindar dari sifat kemalasan dalam menuntut ilmu.
Langkah-langkah mencegah/mengatasi kemalasan dalam belajar

Ada enam langkah yang dapat membantu orangtua dalam membimbing dan mendampingi anak yang bermasalah dalam belajar antara lain:
1.      Mencari Informasi Orangtua sebaiknya bertanya langsung kepada anak guna memperoleh informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar.

2.      Membuat Kesepakatan bersama antara orang tua dan anak. Kesepakatan dibuat untuk menciptakan keadaan dan tanggung jawab serta memotivasi anak dalam belajar bukan memaksakan kehendak orangtua. Kesepakatan tersebut dibuat dari awal anak itu bangun dari tidurnya sampai hendak tidur lagi dan di berikan kesepakatan apabila anak berhasil melakukan ataupun gagal dalam melakukan, bisa di beri hadiah atau sanksi.
.
3.      Menciptakan Disiplin. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menciptakan kedisiplinan kepada anak jika tidak dimulai dari orangtua. Orangtua yang sudah terbiasa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari akan dengan mudah diikuti oleh anaknya.

4.      Menegakkan Kedisiplinan. Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan kesepakatan yang telah disepakati. Bila dapat melakukan aktivitas bersama di dalam satu ruangan saat anak belajar, orang tua dapat sambil membaca koran, majalah, menyulam, atau aktivitas lain yang tidak mengganggu anak dalam ruang tersebut.

5.      Ketegasan sikap dilakukan dengan cara orang tua tidak lagi memberikan toleransi kepada anak atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya secara berulang-ulang. Ketegasan sikap ini dikenakan saat anak mulai benar-benar menolak dan membantah dengan alasan yang dibuat-buat. Bahkan dengan sengaja anak berlaku tidak jujur melakukan aktivitas-aktivitas lain secara sengaja sampai melewati jam belajar. Ketegasan sikap yang diperlukan adalah dengan memberikan sanksi yang telah disepakati dan siap menerima konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukannya.

6.      Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman merupakan tanggung jawab orangtua. Ternyata malas belajar yang dialami oleh anak banyak disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu sebelum anak terlanjur mendapat nilai yang tidak memuaskan dan membuat malu orangtua, hendaknya orangtua segera menyelidiki dan memperhatikan minat belajar anak. Selain itu, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat.

Sabtu, 24 Desember 2011

Remaja kita

::> Kenapa orang tua kita ga pernah ngijinin kita pacaran?
::> Kenapa orang tua kita suka ngelarang kita main jauh-jauh?

(pertanyaannya gausah banyak-banyak deh)
mau tau alasannya? aku kasih tau ;)

::> Kenapa orang tua kita ga pernah ngijinin kita pacaran?
alasannya, orang tua kita takut moral, nilai pelajaran dan harga diri kita itu rusak. Contohnya aja aku. aku udah punya beberapa mantan kekasih. pertama, aku ngumpet-ngumpet dari orang tua aku. Aku cuma nyoba-nyoba pacaran. Pertamanya, ahh kerasa enak. Ada yang merhatiin kita, ada yang beliin pulsa lah, beliin makanan lah, teraktir ini traktir itu. Tapi, aku baru ngerasa saat aku pacaran sama mantan aku yang terakhir. Sakit hati banget, dia ngeduain aku. Dia banyak banget bikin janji yang ternyata dia langgar sendiri. Apalagi saat Ulangan Akhir Semester  (UAS) Ganjil. Aku tuh di cuekin sama dia, kerasa belajar buat UAS ga konsen, apalagi saat ngerjain soal UAS. Aku diliatin teman-teman sekaligus adik kelas. Aku nangis!! Nangis cuma gara-gara dia *inisial F* udah mulai cuekin aku, ngejauh dari aku. Nilai ulangan harian semua mata peelajaran akupun turun drastis. Moral aku, aku sekarang egois, marah-marah sendiri, maunya di perhatiin dan biasanya, aku itu jadi sering GALAU (gampang bosen) terus aku jadi liar semenjak pacaran. Tapi, aku masih bisa mempertahankan harga diri aku tetep positif. Ga berubah sama sekali. GOOD JOB ;)
Tapi, alhamulillah. Gak lama pembagian rapot, aku bisa berhasil masuk peringkat 10 besar. Aku senang sekali  masih bisa membahagiakan orang tua.

::> Kenapa orang tua kita suka ngelarang kita main jauh-jauh?
alasannya, orang tua kita itu takut kita berubah jadi liar. Jadi ikut pergaulan bebas, gak bener. Orang tua kita itu sayang sama kita. Mikirin masa depan kita nanti mau jadi apa? Lihat ajaa, sekarang banyak remaja-remaja seumuran kita udah pakai yang namanya Narkoba dan udah banyak anak-anak itu NGEROKOK! Padahal seumuran kita itu beresiko banget. Yaaa, bukan seumuran aja sih, semua umur beresiko. Banyak anak remaja udah kena virus HIV AIDS. Kalian tau apa itu HIV AIDS? 
-Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga sangat gampang terserang penyakit.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah dampak yang ditimbulkan dari virus HIV. Bila kita terkena virus HIV kita tidak akan langsung terkena AIDS, ini dikarenakan virus HIV memerlukan waktu yang lama untuk menyerang sistem kekebalan tubuh kita.
Cara penularannya sebagian besar dikarenakan hubungan seksual yang tidak sehat atau beresiko, seperti brgonta-ganti pasangan. Untuk mencegahnya tentu saja anda harus menerapkan kehidupan seksual yang sehat dan tentu dalamdalam satu bingkai perkawinan
(by : http://senibercinta.com/2009/11/apa-itu-hiv-dan-aids/ ) 
Sebab itu orang tua kita ngelarang kita buat main jauh-jauh.
Jadi, jangan sembarang mengikuti jaman sekarang yah teman ;) hati-hati kalau memilih teman dan sahabat. Takutnya kalian hanya di permainkan oleh sahabat kalian sendiri.

Selasa, 15 November 2011

Agnes Monica - Karena Ku Sanggup

Biarlah ku sentuhmu
Berikanku rasa itu
Pelukmu yang dulu
Pernah buatku

Ku tak bisa paksamu
'tuk tinggal disisiku
Walau kau yang selalu sakiti
Aku dengan perbuatanmu
Namun sudah kau pergilah
Jangan kau sesali

Reff:
Karena ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu
Tinggalkan aku
Huuu.. kalau memang harus begitu

Tak yakin ku kan mampu
Hapus rasa sakitku
Ku 'kan selalu perjuangkan cinta kita
Namun apa salahku
Hingga ku tak layak dapatkan kesungguhanmu

Back to Reff:

Tak perlu kau buatku mengerti
Tersenyumlah karena ku sanggup

Minggu, 13 November 2011

Holiday at D'Ranch

In holiday, me and family went to Lembang together. Schedule, me and family want to invite my grandma. After come in Lembang, we go to D'Ranch together.
In there, my family and I enter to the D'Ranch by cost five thousand rupiah (Rp 5.000). In D'Ranch, have a lot place for plays. D'Ranch have a little restaurant too. My sister and I playing trampolin. Jump...Jump...Jump... i look Tangkuban Perahu and Tahu Tauhid Shop. Fly away in sky, as like dream can fly.
After i play trampolin, my stomach was hungry. As last, we eat fried rice and barbeque. Hmm.. so satisfied. All feel contened. All very unanimous for go home at grandma house.
All feel very happy can playing and look screnary so beautiful.

Kamis, 10 November 2011

Masa Depan yang Hancur Akibat NARKOBA

(Bel pulang sekolah berbunyi. Satu per-satu murid pun keluar dari kelas. Kecuali lima orang sahabat dan satu anak baru) (Kembali ke Sekolah~sherina 1.09)
Qisty               : (sambil menghampiri anak baru yang bernama Eja) hai! Salam kenal, namaku Qisty.
Lalang             : Hai juga! Iya, salam kenal juga ya? Nama gue Lalang.
Qisty               : Hmm… Lang, kalau boleh tau, rumah kamu dimana?
Lalang             : Rumah gue di Palem. Emang kenapa?
Qisty               : Oh, besok kamu ada acara sama keluarga?
Lalang             : Enggak, emang kenapa?
Qisty               : Gini loh. Rencananya kami berlima mau jalan-jalan ke pantai. Kamu mau ikut?
Lalang             : Boleh aja, kapan?
Qisty               : Besok ya? Liburan pertama soalnya asyiiiik !
Lalang             : Oke, mau ngumpul dimana?
Eja                   : (tiba-tiba menghampiri dan memukul pundak Lalang) Hai! Salam kenal. Nama gue Eja. Ngumpul dirumah gue aja.
Ersa                 : Serius dirumah lo, Ja?
Khemal            : Serius!
Ina                   : Bukan lo yang ditanya , Mal! (sambil menggaruk-garuk kepala)
Khemal            : Oh, gitu ya? Hehe, berarti gue salah dong?
Ina                   : Emang!
Qisty               : Udah, udah! Berantem terus ih!
Lalang             : Haha. Oke, yang bener mau jam berapa ngumpul dirumah Eja?
Eja                   : Pagi aja. Jam 8 harus udah dirumah gue. Setuju gak?
Lalang             : Ngomong-ngomong rumah lo dimana, Ja?
Eja                   : Palem juga. Sama kayak lo, Lang.
Lalang             : Oh, oke. Gue nanti kerumah lo.
Eja                   : Sipp! Jangan lupa besok jam 8 pagi ya teman-teman?
Ersa                 : Oke !
Ina                   : Oke! Bawa apa aja kesananya?
Qisty               : Baju balet, sepatu basket, sama sabun cuci piring.
Khemal            : Haha, ngelawak! Ketawa sih ketawa!
Eja                   : Gak lucu, Qis!
Qisty               : Yaudah sih ampun, ampuun! (dengan menampakan wajah yang murung)
Ersa                 : Udah, jangan pada ribut! Oh iya, Lang. Gue minta nomor hp lo dong.
Lalang             : Ini! (sambil memberikan kertas yang sudah ditulis nomornya)
Ersa                 : Oke, makasih.
Lalang             : Sip. Sam… (pembicaraan Lalang, tepotong oleh kata-kata dari Qisty)
Qisty               : Sama-sama! Haha.
Eja                   : Gue pulang duluan ya? Udah dijemput tuh!
L & K              : Gue juga pulang duluan ya?
Qisty, Ersa & Ina : Oke!
(Ketiga anak perempuan itu, seperti biasa pulang bareng dan pasti selalu ngegosip)
Ersa                 : Gue penasaran sama anak baru tadi.
Ina                   : Penasaran kenapa?
Qisty               : Pasti Ersa penasaran kan, kenapa Lalang harus ganteng?
Ina                   : Ih, itumah lo aja kali, Qis!
Ersa                 : Iyanya, jangan-jangan lo suka lagi sama Lalang? Iyakan? Hayoo, ngaku!
Qisty               : Gak lah, bukan tipe gue. Lagian gue belum terlalu kenal.
Ersa                 : Gaya lo! Nanti mah pasti bakal curhat ke gue sama Ina.
Ina                   : Kaya gini “kenapa ya? Gue tiba-tiba jadi suka sama Lalang?” haha!
Qisty               : Usil amat sih. Yaudaah, maaf deh!
Ina                   : Mulai deh gilanya!
(sesampainya dipertigaan)
Qisty               : Dadaaah, aku pulang duluan yaa? (dengan tampang wajah tanpa dosa sambil melambaikan tangan)
Ina                   : Apadeeeh, Qisty. Dadah semuaa! Gue pulang dulu!
Ersa                 : Dadah jugaa! Haha
(keesokan harinya)
Eja                   : kita semua tinggal nunggu Lalang. Mana ya dia?
Qisty               : (kebingungan dan akhitnya berlari ke halaman depan rumah Lalang) itu diaa! Sini ja!
Lalang             : Oh itu rumahnya. Oke, Qis!
(sesampainya Eja dirumah Lalang)
Ina                   : Lama banget, Lalang!
Lalang             : Guenya ga tau rumah Eja.
Ersa                 : Oh, kenapa ga sms? Kan lo punya nomor gue. Tanya aja ke gue.
Lalang             : Males ah. Haha, canda. Gue cuma ga kepikiran aja.
Eja                   : Okelah, kita berangkat!
Qisty               : Yeee … horeee!!
(saat di perjalanan. Keenam anak itu sangat bergembira dan mereka semua bernyanyi)
Enam anak      : “Disini senaang, disana senang, dimana-mana hatiku senang”
Khemal            : Dimanaaa…. Dimanaaa… dimanaaa… (sambil joget)
Qisty               : Haha, Khemal ngelawak! Lanjutin, Mal!
Ina                   : Haha, sumpah! Sakit perut banget gue! Haha
Lalang             : Sama gue juga!
Ersa                 : Sumpah! Lucu banget! Haha
Eja                   : Hahaha, udah lah! Kita udah sampai nih.
(saat keluar dari mobil, Khemal pun loncat dan berteriak)
Khemal            : Horeee!! I’m coming PANTAI!”
Lalang             : Gak nyambung, Mal! Inggris – Indonesia jadi satu. Gimana sih?
Khemal            : Ya, maaf.
Ersa                 : Udah lah. Dari tadi ngelawak terus. Ayo kita berkemas!
Qisty               : Bukan berkemas! Ayo mending sekarang kita rapihin semuanya. Biar kita cepet main di Pantai.
Ina                   : Qisty kebelet mau bikin istana pasir. Haha
(beberapa saat kemudian)
Eja                   : Rapih juga akhirnya. Yuk kita main!
(semuanya pada berlari-larian di pantai. Kecuali Eja)
Eja                   : Lang, ayo ikut main! Jangan diem aja. Sini!
Lalang             : Enggak ah! Entar aja. Eh, Ja. sini deh!
Eja                   : (sambil mengampiri) ada apa, Lang?
Lalang             : Coba ini deh! Donat dicampur gula bubuk. Pasti suka!
Eja                   : Gue coba lah! (sambil mengigit) enak, Lang! Beli dimana?
Lalang             : Tadi waktu gue mau kerumah lo. Ada yang lewat. Yaudah gue beli buat bekal.
Ina                   : (melirik kearah Lalang dan Eja) apa itu?
Lalang             : Donat. Mau?
Ina                   : Gak ah. Nanti aja. Seru lagi bantu Qisty sama Ersa buat istana pasir.
Lalang             : Yaudah.
Khemal            : Enak amat ya udah pada makan. Curang tuh ga bagi-bagi.
Qisty               : Minta aja. Susah amat, Mal! Haha
Ersa                 : Emang enak!
Khemal            : Makan yuk! Laper nih. (sambil memegang perutnya)
Ina                   : Gue juga, enak amat ya, pasti udah kenyang tuh mereka berdua.
Ersa                 : Tinggal ngambil. Susah amat kali.
(anak-anak naik keatas saung dan duduk didepan Eja dan Lalang)
Lalang             : Na, cobain deh, sprit kemasan baru. Enak ga?
Ina                   : (tanpa berpikir panjang, ina langsung mengambil gelas dan menuangkan isi dari botol itu ke gelas yang dipegangnya)  gue suka sprit! Enak ,Lang! Gue suka!
Lalang             : Oke, bagus. Abisin aja kalo enak!
Ersa                 : (berbisik ke Qisty) Qis, gue penasaran deh. Apa ya sebenernya yang diminum dan dimakan Lalang dan Eja?
Qisty               : Gue juga. Kayanya donat sama spritnya enak deh. Coba ah! (Qisty langsung mengambil kedua barang itu)
Khemal            : Eh, jangaaan! (sambil berbisik) jangan, Qis. Liat deh Eja sama Ina. Masa mukanya jadi aneh bener? Tadinya nggak kan?
Qisty & Ersa   : Eh, iya bener. Iya jugaa ya. (saling bertatapan muka)
Ina                   : Cobain deh, Mal! Gue yakin lo bakal jadi anak gaul. Keren kaya gue! (sambil merem melek)
Khemal            : Gak lah. Gue ga mau gaul. Lain kali aja.
Ina                   : yaudah lah. Qis, cepet deh cobain! Kalo ga nyobain, lo bakal nyesel!
Qisty               : Iya juga ya? Gue kan suka banget sama sprit. Kenapa gue ga coba? (Qisty mengambil kedua barang tadi tanpa mendengar perkataan Ersa dan Khemal)
Khemal            : Eh, Qis! Jang…. (karena telah terlambat member tau, Khemal pun memberhentikan perkataannya)
Ersa                 : Terlambaat!
Qisty               : (berdiri dan tiba-tiba langsung jatuh) aduuh! Rasanya aneh banget! Gue mau pingsan!
Khemal            : Ah, kena kan!
Ersa                 : Qistyyy!! Udah! Gausah cobain itu lagi! (menghampiri Eja) apasih mau lo, Ja?! Lo mau nyelakain sahabat gue? Dari Lalang, Ina sampai Qisty? Kejam banget lo!
Khemal            : Anak baru gak punya hati! Ayo! Mending kita cepat pulang! Kasihan Qisty udah kumat begini! Ayolah!
Ersa                 : Ayo, Qisty, Ina! Kuat! (sambil merangkul Qisty dan Ina)
Khemal            : Mal! Sadar! Ayo kita pulang!
Lalang             : Gue yang beresin semua ini deh.
Ersa                 : Yaudah lo beresin semuanya!!! (sambil membentak benci)
(setelah semua barang sudah dirapihkan, akhirnya mereka pun masuk ke mobil dan pulang. Setengah jam kemudian, mereka semua pun sampai kerumah Eja)
Khemal            : Tidurin Qisty dan Ina disini dan gue tidurin Eja di deket Lalang.
Ersa                 : Sip!
(setelah Qisty, Ina dan Lalang diletakan di tempat mereka untuk menyadarkan diri mereka, Qisty menyadarkan diri terlebih dahulu)
Qisty               : Ca, gue kenapa? Ca, Ina kenapa? Mal, Lalang kenapaa? Ja, lo apain sahabat-sahabat gue semuanya?! (dengan keras membentak Lalang dan hampir menampar Lalang)
Ina                   : Udah, Qisty! Jangan cari ribut! (sambil menahan tangan Qisty yang ingin menampar Lalang)
Ersa                 : Sabar, Qistyku sayaang. (sambil merangkul Qisty)
(tidak lama kemudian, Lalang menyadarkan dirinya)
Eja                   : Hahaha, gue kerasa bahagia banget! Hahaha!
Qisty               : Aneh banget lo, Ja!
Eja                   : Siapa lo ya?
Khemal            : Itu sahabat lo! Parah lo, Ja! masa ga kenal sama Qisty?! (sambil membentak)
Ersa                 : Udah lah, mending kita semua pulang. Besok kita kesini lagi.
Qisty               : ayolah, gue akan bawa Ina pulang. Assalamu’alaikum!
Eja danlainnya            : Wa’alaikum salam
(sehari kemudian, mereka semua sudah menunggu di depan pintu rumah Lalang)
Qisty               : Apa yang lo lakuin kemarin terhadap teman-teman gue, Lang?! Lo mau apain mereka? Mereka ga lakuin kesalahan ke lo kan?
Lalang             : (sambil membelakangi Qisty) suka-suka gue! Kebiasaan gue dari dulu! Siapa lo ngatur gue?! (balas membentak Qisty)
Ersa                 : Heh, lo! Nyadar dong! Lo sama kita-kita itu baru kenal DUA HARI YANG LALU! (membentak keras)
Khemal            : Taubat, Ja! Gak pantes seumuran kita ngelakuin kaya beginian!
Eja                   : Hai, kenapa gak mencet bel? Ayo masuk! (dengan wajah ngantuk)
Khemal            : Okeey!

Khemal                 : Gimana, Ja. Udah baikan? Gimana rasanya? Sakit apa nggak?
Eja                          : Belum sih, belum terlalu. Enak, spritnya enak. Tapi bikin gue pusing banget. Sakit kepala gue.
Qisty                      : Istirahat aja, Ja. Ketawa-ketawa terus.
Khemal                 : Kan keturunan gueee!
Qisty                      : Lo kan rada-rada keturunan gue ,Mal. Haha
Ersa                        : Weiitsss, berisiiik baee sire mah!
Ina                          : Yeee, bahasa planet!
Qisty                      : Itu kata-kata gue, Na! (dengan wajah yang kurang mood)
Ina                          : Yaudah maaf. Cuma minjem kata-kata. Haha
Ersa                        : Ih, berisik terus. Ngomong-ngomong, Lalang kemana?
Eja                          : Itutuh, duduk dikursi luar. Udah jangan di ganggu.
Qisty                      : Lo belum sembuh, Ja? Sadar sih, Ja! Gak mau sadar, lo sendiri yang bakal rugi!
Ersa                        : Nanti aja bahasnya. Lagi proses gini ko, Qis.
Ina                          : Gue ngerasain sprit kemarin kayak rasa obat pahit. Gak enak banget. Tapi kenapa pertama gue cobain, rasanya manis ya?
Khemal                 : Itusih pengaruh NARKOBA! Ngomong-ngomong, makanan mana sih? Gue belum makan pagi.
Ersa                        : Yaelah, hari gini masih ngomongin makanan. Iyasih gue juga laper. Haha
Qisty                      : Ja, sediain makanan gak?
 Eja                         : Udah ada di dapur. Sana ambil! Gue mau minum obat dulu.
Ina                          : Okee!
(Sambil berjalan ke dapur. Keempat anak itu saling berdiskusi)
Qisty                      : Apa kita nasihatin aja ya mereka, biar Eja kembali seperti semula dan si Lalang taubat. Gue gak suka punya temen kaya gitu.
Ersa                        : Iya, gue udah punya kata-katanya.
Ina                          : Gue merhatiin Lalang, murung terus di depan. Gue juga gatau kenapa. Mungkin dia mau taubat kali ya? Haha
Khemal                 : Iya kali. Haha, yaudah deh. Intinya, kita ambil dulu ini makanannya. (sambil mengambil makanan) oh, iya, Qis. Panggilin Lalang juga. Takutnya dia laper. Udah jam 11 siang ini.
Qisty                      : (sambil berjalan ke tempat Lalang) Hei, Lang! makan yuk! Udah disediain tuh.
Lalang                   : Iya, gue kesana deh. (berdiri dari tempat duduknya)
(sesudah makan, semua kembali ketempat semula)

(Lalang berdiam diri sendiri. Seperti orang yang pikirannya kosong. Lalu Lalang berbicara kepada semua temannya) (lagu sherina~persahabatan sampai selesai)
Lalang             : Gue sadar apa yang gue lakuin itu salah. Kalian sahabat baru gue yang baik. Tapi udah gue buat mereka semua jadi hancur! Maafin gue ya teman-teman. (dengan sangat memohon)
Qisty               : Oke, kita semua sebagai sahabat lo akan maafin lo, Ja. Intinya satu! Jika lo percaya adanya Tuhan, lo harus inget dosa dan mati lo. Gimana gambaran orang mati yang di dunianya sudah hancur? Semua amalan akan dihapus dan disiksa di akhirat.
Ersa                 : Iya, Lang. Inget pesan Qisty. Satu lagi pesan moral dari gue. Jangan suka menghasut teman. Apalagi teman baru yang baik sama lo. Jangan menjerumuskan kesedihan buat mereka.
Ina                   : Gue juga maafin lo, Ja. Walaupun gue masih gak bisa konsentrasi (sambil bergerak ke kanan dan kiri) yakin ko, Ja. Taubat lo akan diterima Allah. Asal lo mau sungguh-sungguh Taubat.
Lalang             : Gue juga maafin lo, Ja. Gue udah anggep lo sebagai sahabat baik gue. Inget pesan moral sahabat-sahabat baru lo.
Khemal            : Dan jangan lo anggap itu cuma basa-basi. Allah selalu memperhatikan kita. Walaupun sama kita, Allah itu bener-bener gak kelihatan.
Eja                   : Makasih ya sahabat gue semuanya. Kalian emang bener-bener memperdulikan gue walaupun gue sahabat baru kalian semua. Semoga taubat gue diterima Allah dan pelajaran jadi kembali normal.
Lima anak       : Amiiiiiiiiiiiiiin!!!! (serempak)

*pesan yang terkandung dalam drama ini : seseorang yang telah baik kepada kita, maka kita harus membalasnya dengan baik juga. Tidak boleh menjerumuskan orang yang sudah baik kepada kita ke hal yang negatif.

Sabtu, 09 Juli 2011

We are BEST FRIEND


P
agi hari setelah selesai ulangan umum kenaikan kelas, dua orang sahabat yang ditugaskan untuk latihan paduan suara dalam rangka acara “prosesi wisuda kelas 9” itu menunggu di sebuah kursi panjang berwarna oranye kecoklatan. Mereka bernama Qisty dan Okta  . Tidak lama setelah mereka duduk, datang satu orang sahabat laki-laki mereka bernama Awan. Awan berdiri di depan kedua anak perempuan itu dan mulai berbicara.
“Hai, kalian sedang apa disini?” tanya Awan “Sedang duduk saja sambil menunggu latihan dimulai.” Jawab Okta “Kamu belum pulang, wan?” tanya Qisty “Hmm, belum. Emangnya kenapa?” tanya Awan “Oh, bagus deh. Aku boleh minta tolong?” tanya Qisty“Minta tolong apa?” jawab Awan “Anterin aku dong ke counter pulsa. Boleh kan? Ayolaah.” Mohonnya “Hehehe, aku pulang dulu ya? Nanti aku anterin. Bolehkan? Haha.” Jelas Awan “Yasudah.” Jawab Qisty
Setelah Awan pulang, kedua anak perempuan itu diam tak bergerak sama-sama mengalihkan pandangannya kearah tukang bakso. Mau apakah mereka? Ya, tentu sudah jelas. Mereka pasti sudah lapar menunggu latihan paduan suara yang belum juga dimulai. Dua-duanya sama-sama berdiri, mengangkat satu kaki sebelah kanannya lalu dihentakan ke depan perlahan-lahan. Tiba-tiba, Okta berhenti.
“Stop! Kita mau ke Mas Marin?” tanya Okta “Hmm, ya mungkin. Sesuai pikiran kita dan perut kita yang sudah lapar” Jawab Qisty “Okelah, tapi kamu bawa uang ga?” Tanya Okta “Kurasaa, hmm.. uangku bersisa dua belas ribu rupiah lagi. Tapi ini untuk ongkos pulang dan beli pulsa. Ah, aku minta ke kamu aja deh. Boleh kan? He..he..he” Candanya “Haha… nggak jadi beli deh. Lama banget, apa kita kerumah Awan saja ya?” Jelas Okta ditambah dengan candanya. “Hmm, ayo boleh!” Jawab Qisty dengan semangat.
Tap… tap… tap
Seorang teman mendekati Okta dan Qisty. Tidak tahu apa yang ingin dilakukannya kepada Qisty dan Okta. Seorang perempuan berambut pendek dan dikuncir kuda dengan ukuran yang kecil. Dia adalah Agatha. Agatha lari dan melompat.
“HEI!” panggil Agatha “Astaghfirullah! Agathaaa!” teriak Qisty dan Okta dengan jantung yang berdebar cepat “Ah, ada apa sih? Kamu mengaggetkan kami saja!” Tanya Qisty dengan wajah yang sedikit marah “Haha, maafkan aku. Aku tadi Cuma iseng kok. Ha…ha…ha… kalian mau kemana?” Tanya Agatha sambil tertawa iseng “Huh, kami hanya mau ke rumah Awan. Kenapa?” Jawab Okta “Oh, mau ngapain kalian kesana? Aku ikut ya? Boleh kan?” Tanya Agatha “Yaya, terserah kamu. Boleh saja, mari!” Ajak Qisty
Dari sekolah menuju rumah Awan tidak terlalu jauh, hanya kurang lebih dua puluh langkah besar kalau dihitung-hitung. Ha..ha..ha.. pakai dihitung segala ya? He..he..he..
“Yang mana rumah Awan?” tanya Agatha “Di depan. Rumah kedua dari sebelah sini.” Jawab Qisty sambil menunjuk rumah yang paling ujung “Lihat tidak? Rumah yang terdapat garasi mobil yang mempunyai model sama seperti atap saung-saung? Itu rumahnya.” Jelas Qisty “Oh, yang itu.” Jawab Agatha. “Emang kalian mau ngapain kerumah Awan?” tanya Agatha “Mau minta anterin beli ke counter pulsa tuh si Qisty.” Jawab Okta sambil sedikit meledek. “Oh, okelah. Haha.” Jawab Agatha.
Sesampai dirumah Awan, ketiga perempuan itu berdiri di depan pagar rumah Awan. Qisty pun memencet bel yang terletak di depan rumahnya. Ting…tong…ting…tong… sosok laki-laki berbaju putih-biru keluar dari pintu belakang yang berwarna putih.
“Hai, ada apa? Mana Qisty? Katanya dia mau minta dianterin beli pulsa?” Tanya Awan “Ituu, ngumpet dibalik tembok. Haha..” Jawab Agatha dan Okta “HAI! Aku disini!” Teriak Qisty sambil lompat dari tempatnya tadi. “Awan, jadi kan?” Tanya Qisty “Ya, jadi. Ber-empat kan?” Jawab Awan “Ya, ber-empat.” Jawab Qisty “Ih, aku mah ga mau ikut!” Jawab Agatha dan Okta “Kalian berdua sajalah. Kami berdua tidak mau ikut.” Jelas Okta sambil mengalihkan wajahnya “Ih, kamu gitu. Ayodong ikut. Masa aku berdua sama awan?” Tanya Qisty “Yaudah, kalo aku disuruh ikut sama kamu, asal anterin aku beli minum dulu ya?” Ajak Okta “Yasudah. Kalian beli minum dulu gih. Aku tunggu disini.” Jawab Awan “Okelah. Tunggu bentar ya, wan?” Jawab Qisty sambil meminta “Sip.” Jawab Awan
Kembali ke depan sekolah yang bertujuan untuk membeli minuman segar. Banyak sekali pedagang-pedagang yang berjualan di depan sekolah itu. Okta membeli satu minuman segar rasa jambu dan mie goreng. Qisty berdiri sambil memperhatikan Okta yang membeli jajanan itu. Ya pasti Qisty lapar, dia punya uang dua belas ribu rupiah lagi tapi tidak mau dibelikan jajanan dulu sebelum uang itu dibelikan pulsa.
“Ayolah, ta. Kita kembali kerumah Awan.” Ajak Qisty “Lah, terus padusnya gimana?” Tanya Okta “Ah, udah biarin belum dimulai gini.” Jelas Qisty “Ih, takutnya dimarahin bu guru!” Sentak Okta “Lihat deh! Masih banyak anak-anak padus yang masih jajan dan berkeliaran diluar kan?” Jelas Qisty sambil tertawa “Ah, iya juga! Yasudah deh.” Jawab Okta
Tiba-tiba, Agatha muncul.
“Gat, yang paduan suara udah mulai belum sih?” Tanya Okta “Tidak tahu. Sepertinya sih belum.” Jawab Agatha “Oalaah, yasudah deh kita langsung ke rumah Awan aja.” Jelas Okta “Okedeh.”
Tiiiin…tiiiiinn…tiiiinnn… suara motor yang terdengar dari belakang kami bertiga. Ternyata, pengendara motor itu adalah kakaknya Agatha.
“Agatha, ayo pulang. Disuruh mamah pulang.” Ajak kakak “Yah, tapi nanti mau paduan suara ,kak.” Jelas Agatha “Ah, cepat! Mau pergi!” Bentaknya “Yasudah.” Jawab Agatha “Dadah Qisty  dan Oktaaa!” Kata Agatha sambil melambaikan tangan “Qis, jadi kerumah Awan?” Tanya Okta “Iya dong jadi. He..he..he..” Jawab Qisty
Mereka berdua pun jalan perlahan-lahan berdua menuju rumah Awan. Qisty sambil melihat kearah sekolah mereka. Melihat anak-anak yang ikut paduan suara. Ternyata mereka masih pada bermain. Yaa… mereka lanjutkan saja dan berjalan kembali. Sesampainya di depan rumah Awan, Awan pun muncul menghampiri mereka.
 “Qisty, jadi tidak? Lalu mana Agatha?” Tanya Awan “Jadi dong. Ayolaah kita berangkat. bila tidak ada pulsa gimana aku mau menghubungi ibuku saat pulang nanti? Oh, si Agatha. Dia disuruh pulang tadi. Makanya hanya kami berdua yang berada disini.” Jelas Qisty “Iya, iya. Ayo kita berangkat. Oh, begitu. Ya, tidak apa-apa deh.” Jawab Awan “Jangan banyak bicara! Ayo kita jalan!” Bentak Okta yang sudah kesal karena lama menunggu.
Perjalanan dimulai. Jarak counter pulsa dengan rumah Awan memang cukup jauh. Tapi, perjalanan ini memang menyenangkan. Sesampainya di counter pulsa yang pertama mereka datangi. Qisty memberi salam .
“Assalamu’alaikum!” Ucapnya dengan nada yang sedikit tinggi “Wa’alaikum salam! Ada apa ,dik?” Jawab ibu-ibu penunggu counter pulsa itu“Maaf, bu. Disini jual pulsa tidak?” Tanya Qisty “Iya, operator apa ya ,dik?” Tanya ibu itu “Ini ,bu. Kartu XL. Jual ga ,bu?” Tanya Qisty “Oh, maaf ,dik. Disini gak jual. Maaf ya ,dik?” Jelas ibu itu “Oh, yasudah ,bu. Tidak masalah kok. Terima kasih ya ,bu?” Ucapnya “Iya ,dik. Sama-sama.” Jawab ibu itu “Hai, gimana ,Qis? Ada tidak pulsanya?” Tanya Awan “Huh, nggak ada. Kita cari ke tempat yang lain yuk?” Ajak Qisty “Ayolaah!” Jawab Okta dan Awan.
Baru saja satu langkah mereka berjalan. Tiba-tiba seorang teman lewat di depan pandangan mereka. Seorang teman bertubuh gemuk dan tinggi itu bernama Rendy.
“Hei ,Ren!” Sapa Awan “Hai juga ,wan. Ada apa?” Tanya Rendy “Kamu tahu dimana tempat counter pulsa selain disini?” Tanya Awan “Oh, iya. Aku tahu. Mari ikut aku!” Ajak Rendy “Yey! Akhirnyaa!” Teriak kedua anak perempuan itu
Berjalan mengikuti si penunjuk jalan alias Rendy, tampaknya Qisty dan Okta terlalu lelah karena mengikuti Rendy yang jalannya cepat, akhirnya mereka semua berhenti disebuah taman yang terdapat satu perosotan tinggi. Sambil menikmati mie dan minuman segar yang belum habis itu, Okta duduk tenang seperti orang yang sedang melihat bunga-bunga indah yang bermekaran di taman. Sehabis makan, tersisa sedikit mie dan minuman itu. Qisty yang dari tadi lapar dan selalu melihat makanan dan minuman yang dipegang Okta itu langsung dipintanya.
“Okta, boleh aku meminta sisa makanan dan minuman milikmu itu? Sumpah! Aku lapar dan haus sekali!” Jelasnya “Boleh ko. Kebetulan dari tadi aku sudah kenyang. Daripada dibuang, lebih baik aku beri ke kamu saja. Ini untukmu.” Jelas Okta sambil memberi makanan dan minumannya itu kepada sahabatnya “Terima kasih ya sahabatku?” Ucap Qisty “Ya, tentu. Sama-sama.” Jawab Okta.
Selesai makan, keempat anak itu melanjutkan perjalanannya yang sudah tidak jauh dari taman tadi itu. Sesampainya di depan counter pulsa…….
“Ini tempatnya. Aku pulang dulu ya?” Jelas Rendy “Oh, okey. Makasih ya ,Rendy?” Tanya Awan sambil berterima kasih “Ya, sama-sama.” Jawab Rendy
Rendy pulang, sisa ketiga anak ini. Qisty dan Okta disertai Awan, masuk kedalam counter pulsa itu.
“Assalamu’alaikum. Permisi ,bu. Disini jual pulsa kan?” Tanya Qisty “Ya ,dik. XL ya ,dik?” Balas ibu itu sambil bertanya “Iya ,bu. Ada kan bu? Kalau ada, berapa harganya?” Tanya Qisty “Ada kok ,dik. Yang lima ribu, harganya enam ribu rupiah.” Jawab ibu itu “Oh ,bu. Terima kasih, ini uangnya dan ini nomornya sudah aku catat ,bu. Terima kasih ya?” Ucap Qisty “Ya, sama-sama.  Sudah masuk kan pulsanya ,dik?” Tanya ibu itu “Sudah kok ,bu. Aku permisi dulu ya? Assalamu’alaikum.” Ucap Qisty “Iya. Wa’alaikum salam.” Jawab ibu itu lagi
Jalan-jalaaan sambil nyanyi gembira riang…riaaaang… kaki kiri…TAP…TAP…kaki kanan…TAP…TAP…
Ditengah jalan, mereka bertemu tiga sahabat lagi yang sedang jalan di sebelah kiri. Satu anak yang berada di sebelah kanan dari ketiganya itu bernama Akbar, yang tengah bernama Khemal Nah! Yang terakhir disebelah kiri bernama Edo.
“Akbaaar! Edooo! Khemaaal!” Teriak ketiga anak ini “Apaaa?” Jawab Akbar
Qisty, Okta dan Awan pun lari menghampiri ketiga anak itu. Ketiga anak laki-laki yang sedang jalan diipinggir jalan sebelah kiri.
“Hai! Kalian mau kemana?” Tanya Okta “Mau main. Kalian mau ikut?” Jawab Khemal sambil menawarkan “Mau…mau aja. Tapi kami berdua harus padus.” Jawab Qisty “Padus? Bukannya sudah dimulai dari tadi ya? Sudah lama.” Jelas Edo “Apaa?! Mulai?! Yaah. Terus gimana ini ,qis?” Tanya Okta sambil sedikit syok dan kaget “Yah, sudahlah. Aku takut kalo ke sekolah pasti akan dimarahi.” Jelas Qisty sambil mengeluh “Yasudah, kita ikut main aja. Tapi mau main kemana?” tanya Qisty lagi “Ke rumah Akbar “Oh, kerumah Akbar. Ya, aku ikut deh. Kamu mau ikut ,qis?” Awan menawarkan “Aku mau!” “Aku juga mau.” Sambung Okta
Berjalan ber-enam semuanya saling bercanda-canda, tertawa bersama. Setelah menyebrangi jalan, Edo berpamitan kepada kelima sahabatnya.
“Teman-teman, aku pulang dulu ya?” Ucap Edo “Loh, kok? Kenapa? Kenapa nggak ikut main saja?” Balas Qisty “Nggak ah. Aku mau pulang saja. Lain kali ya?” Jawab Edo “Yah, yasudah.” Jawab Qisty “Hei, jemput Glenn yuk?” Ajak Khemal “Ayuk!” Jawab Awan, Akbar, Okta dan Qisty “Emang dimana rumahnya Glenn?” Tanya Qisty kepada Akbar “Deket. Di Jalan Baja 1.” Jawab Akbar “Oh, disana. Okelah, oke. Ha…ha…ha…”  Jawab Qisty
Saat tiba di depan rumah Glenn, anak-anak langsung memanggil Glenn.
“Gleeenn…Gleenn… Assalamu’alaikum.” Panggil mereka ber-lima “Iyaa… tunggu sebentar.” Jawab Glenn sambil membuka berjalan dan membuka pintunya “Ya, ada apa?” Tanya Glenn “Glenn, ikut main yuk?” Ajak Akbar “Ayuk! Tunggu yaa sebentar?” Jawab Glenn
Kreekk…kreekk…kreekk… suara pintu yang terdengar dari arah dapur, membuat semuanya bergerak.
“Ayo kita berangkat!” Seru Glenn
Semua pun bergerak, berjalan gembira. Perjalanan kerumah Akbar lumayan jauh dari rumah Glenn kalau tidak menggunakan kendaraan atau hanya berjalan kaki. Biarpun berjalan kaki, tetap seru, perkenalan awal dari persahabatan yang ceria.
Sesampainya dirumah Akbar, mereka ber-lima disertai Glenn dipersilahkan masuk kedalam rumahnya Akbar. Mereka didalam bermain kartu. Seru sekali. Kartu UNO yang mereka mainkan dengan ditambah satu mangkuk kecil berisi bedak bayi yang wangi. Ha…ha… bedak itu akan mereka gunakan kepada orang yang kalah dalam permainan itu. Tetapi, anehnya. Okta tidak mau ikut bermain karena tidak bisa memainkan kartu UNO itu. Akhirnya, Okta pun hanya melihat mereka ber-lima itu bermain bersama.
“UNO!” Teriak Akbar sambil memegang satu kartu UNO yang tersisa ditangannya “Ah, aku telat mengatakannya!” Ucap Khemal mengeluh “Game! Yayy, aku menang pertama! Tinggal kalian ber-empat.” Seru Akbar dengan gembira
Semuanya berusaha agar menang. Tidak ada yang mau jadi juara tiga dan empat. Karena, kalau ada yang jadi juara empat dan lima, bisa diberi bedak. Ha…ha… muka mereka seperti badut deh jadinya. Ha…ha… GAME! GAME! Awan dan Khemal berhasil jadi pemenang kedua dan ketiga. Sisa tinggal Glenn dan Qisty. Wah, mereka berdua terkena serangan bedak bayi. Ha…ha… kini wajah mereka seperti badut.
Setelah satu setengah jam mereka bermain, suara adzan merkumandang. Suara adzan dzuhur dihari jum’at membuat mereka menyelesaikan permainan mereka. Karena kebanyakan anak laki-laki, jadi anak laki-laki bergegas untuk melaksanakan shalat jum’at bersama di masjid. Semuanya keluar dari rumah Akbar. Pada saat itu juga, persahabatan mereka diawali dengan adanya permainan kartu UNO dan juga mereka menyebut diri mereka anak-anak UNO atau anak yang suka bermain kartu UNO.
Begitulah ceritanya, persahabatan ber-arti bagi kita semua.